a deal.

TW // kissing, mention of cigarette

Jujur saja, Kale seharian di sekolah merasa sangat gugup, karena harus memenuhi deal yang diminta oleh Jian. Kalian tahu? Ini akan menjadi first kiss seorang Kalileo Mahreja Putra. Tentu saja, tidak akan dilupakan.

Bel sekolah telah berbunyi, menandakan bahwa sekolah telah selesai. Kale langsung membereskan mejanya dan pergi ke toilet sementara untuk merapikan tampilan dirinya.

Ia mengeluarkan sebuah benda yang bertulisan “Vaseline Lip balm” dan mengaplikasikannya pada bibir miliknya.

“Gue nggak tau kenapa gue begini, I think I'm getting crazier and crazier these days.” ucapnya pada diri sendiri, sembari melihat ke kaca.

Melihat jam tangannya, jarum panjang sudah menunjuk angka tiga. Kale bergegas pergi mencari ruang musik, dan disinilah Ia menemui lelaki yang bernama Jiandra.

Sebelumnya, Jian sudah meminta salah satu anak OSIS untuk mematikan cctv ruang musik—dengan alasan untuk menghemat listrik. Tapi, AC sudah Ia nyalakan serta gorden-gorden Ia tutup dengan rapat. Katakan Jian gila, tapi dia sudah menantikan ini dari lama.

“Sini,” perintah Jian. Suaranya menjadi sangat lembut, membuat Kale merasakan kupu-kupu aneh itu di dalam perutnya lagi.

Ia perlahan mendekat ke arah Jian, satu demi satu langkah dipenuhi dengan rasa gugup.

Tanpa aba-aba, Jian menarik pinggang mungil Kale dengan kedua tangannya, membuat Kale terkejut serta dengan pipi yang sekarang berubah merah seperti tomat. “L-lo ngapain?” tanya Ale. Jian hanya tersenyum, dengan senyuman tampan ciri khasnya.

Jarak mereka sekarang sangat dekat! Dengan situasi seperti ini, hati Kale sudah tidak karuan—rasanya ingin keluar, sekarang juga.

Have you ever kissed someone before?

Kale menggeleng sebagai jawaban. Yes! Ciuman pertamanya sekarang hanya dimiliki seorang Jiandra Pradipta Bumi.

Then..” Jian memajukan wajahnya sampai Ia dapat merasakan nafas gugup lelaki pendek di depannya itu. “Why won't you give it a try?” lanjutnya.

Sudah sepuluh detik Jian tak merasakan apapun di bibir keringnya.

Just chill, okay?” ucap Jian, mencoba membuat Ale nyaman sebelum melakukan 'deal' mereka itu.

Kale bersumpah, ini adalah situasi yang lebih menegangkan dari pada situasi saat ujian tengah semester!

Setelah itu, Ia mencoba menarik dan membuang nafas untuk menenangkan dirinya supaya tidak merasa terlalu gugup. Memang tidak terlalu membantu, tetapi alangkah baiknya mencoba.

Akhirnya Ale memberanikan diri untuk menempelkan bibir lembut nya ke milik Jian yang terasa kering, namun anehnya.. manis. Ia hanya terdiam, menunggu Jian mendominasikannya.

Perlahan, Jian menggigit bibir bawah milik Ale sebagai izin untuk melakukan ciuman lembut, lalu alhasil Kale mengizinkan lidah Jian mengeksplorasi mulutnya sembari mengalungkan kedua tangan di leher Jian.

Demi Newton, ini akan menjadi pengalaman yang paling tak terlupakan bagi seorang Jiandra—dan juga pengalaman yang paling membekas di hatinya.

Sesi tersebut pun selesai, keduanya langsung di selimuti oleh rasa malu. Namun perasaan senang juga tidak bisa mereka sembunyikan. Tangan Jian mengusap-usap rambut Ale, “Suka?” Sebagai jawaban, Ale hanya mengangguk pelan. Jian terkekeh melihat kedua pipi Ale yang merah merona. Lucu, pikirnya.

Your lips tastes like strawberries, Ale. Better than those cigarettes or candies that I have tasted before.

KALACAFFE